Bahasa Swendonesia

[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada tanggal 23 Juni 2006]

Tanpa malu-malu saya menobatkan diri sebagai ahli bahasa Swendonesia, yaitu perpaduan manis antara bahasa Swedia dan bahasa Indonesia. Keahlian ini akhir-akhir ini semakin nyata setelah seorang ahli bahasa Indonesia memeriksa, mencoret, dan mengirim kembali naskah Kamus Swedia-Indonesia yang saya susun. Ia tak bosan-bosan memperbaiki bahasa Swendonesia saya dan mengubahnya menjadi bahasa Indonesia yang (lebih) baik dan benar.

Lanjut membaca

Gayatulis Pram

[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada tanggal 2 Juni 2006.]

Dalam kolomnya di rubrik ini pada 19 Mei lalu, pengamat bahasa Pamusuk Eneste membahas cara-cara Pramoedya Ananta Toer mengeja dan menulis kata-kata yang merupakan intisari karya sastra beliau. Artikel itu antara lain mengarahkan perhatian pada ungkapan baru yang dikedepankan Pram seperti seharmal (sehari semalam) dan sassus (desas-desus), dan juga kepada kebiasaan Pram menulis dua kata secara tergabung dalam satu kata gabungan. Contohnya, terimakasih, orangtua, dan sepakbola. Walau demikian, sejumlah kata tetap ditulis terpisah, misalnya kereta api dan mata sapi. Secara singkat hal itu pernah saya perhatikan pula dalam sebuah tulisan yang dimuat di rubrik ini juga (7 Agustus 2004). Susah atau mustahil mengerti mengapa Pram memilih menulis dengan cara ini.

Lanjut membaca