[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada 1 September, 2020
Dua bulan lalu, Harian Kompas merayakan hari jadinya (28 Juli, 1965) dan kini sudah berusia 55 tahun. Setahu saya, kata kompas sendiri belum dibahas di kolom Bahasa. Harian yang sudah dikenal baik dari Sabang sampai Merauke itu, bahkan di luar negeri, nyaris saja tidak dinamakan Kompas. Nama yang telah disiapkan tahun 1965 itu adalah Bentara Rakyat, tetapi Soekarno, Presiden kala itu, memilliki gagasan yang lain dan mengusulkan nama Kompas: “Aku akan memberi nama yang lebih bagus… ‘Kompas’. Tahu toh apa itu kompas? Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba” (Kompas, 2020-06-28).
Lanjut membaca