Anjing Tanah, Anjing Bentala

[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada 24 Maret, 2018]

Beberapa waktu yang lalu, sebagian orang Indonesia kembali merayakan Tahun Baru Imlek. Media, rumah makan dan pusat perbelanjaan pun tentu saja ikut heboh guna ikut meraih keberuntungan, seperti pada perayaan-perayaan yang lain. Mengingat perayaan Imlek secara terbuka baru diperbolehkan kembali pada waktu Gus Dur menjabat sebagai Presiden, dan baru dikukuhkan sebagai hari libur nasional di bawah kepemimpinan Megawati, maka kenyataan bahwa Imlek semakin hadir di Indonesia adalah hal yang baik. Bahkan, bahwasanya perayaan ini diperbolehkan kembali saja patut dirayakan, seperti semacam kemenangan bagi pemahaman pluralis. Yang keberatan ikut merayakannya karena kuatir dicap macam-macam, saran saya bagi mereka adalah ikut makan-makan saja. Toh, tidak pernah ada salahanya.

Lanjut membaca