Dia dan Ia

[Tulisan ini pertama kali dimuat di Harian Kompas pada tanggal 9 Mei 2008.]

Saya baru saja menyadari bahwa terdapat hasrat di antara sebagian penulis Indonesia untuk membedakan kata dia dan ia berdasarkan jender. Usul mereka: dia dipakai untuk lelaki dan ia untuk perempuan. Bisa juga ia dipakai untuk barang mati dan dia untuk orang (dan hewan?). Konon pembedaan ini akan sangat baik, membantu, dan tentu saja akan meniru banyak bahasa Barat dan bahasa Arab yang memiliki dua—atau lebih—kata untuk sebutan orang ketiga.

Lanjut membaca